Bukti Cinta-Nya Dalam Diri Hamba (Surah Al-Fatihah : 6-7)

Bukti Cinta-Nya Dalam Diri Hamba
Bagikan
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Rangkaian dari surah Al-Fatihah merupakan rangkaian rumus untuk mencapai ridho Allah SWT. Menurut Ibnu Katsir : “Dengan cara membaca surah Al-Fatihah itu membawa kepada keberhasilan dan akan dipercepat/lebih cepat di ijabah ketika berdo’a dengan membaca surah Al-Fatihah”.

Pada ayat ke-6 surah Al-Fatihah merupakan rangkain do’a yang paling kompleks. Ada beberapa tipikal do’a, diantaranya :

1.Permohonan yang diungkapkan melalui kalimat berita
2.Di dahului dengan sifat Tuhan (Allah). Seperti Kisah Nabi Yunus, ketika di telan ikan Paus. Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Anbiya :87, yang artinya

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Qs. Al-Anbiya : 87

3.Cukup memuji Allah, tanpa harus berkeluh kesah.

Selain itu, makna dari إِھْدِناَ الصِّرط الْمُسْتَقِيْمَ {٦} Yang berarti:”Tunjukilah kami jalan yang lurus” (6).

Coba kita renungkan makna dari ayat ke-6 surah Al-Fatihah satu persatu.
Kata إِھْدِناَ memiliki 2 makna , yaitu :
1.Agar Allah tunjukan kita ke jalan yang lurus. Di peruntukkan kepada orang-orang yang terus bermaksiat agar ditunjuki ke jalan yang lurus.
2.Tunjukilah ke dalam jalan yang lurus. Di peruntukkan kepada orang-orang yang yang sudah baik, tapi minta untuk di istiqomahkan

Bagaimana cara mendapatkan jalan yang lurus?
1.Merendahkan diri (Tidak bersandar kepada manusia)
Allah berfirman :”dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”. (Qs. Al-Insyirah :8)
2.Peka dengan petunjuk yang datang
3.Dengan membaca Al-Qur’an dan merenungkannya. Allah berfirman :”Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad agar menjadi petunjuk bagi umat manusia guna meraih keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat”. (Qs. Al-Isra’:9)
4.Taat dan teladani Rasul.

Allah SWT berfirman : “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dialah yang mengutus Rasul-Nya, Nabi Muhammad, dengan membawa petunjuk, ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, dan agama yang benar, yaitu agama Islam agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama”. (Qs. Al-Fath :28)
Sebagaimana kisah seorang sahabat yang menjadi duta Islam pertama di Madinah, yaitu kisah dari Seorang Mush’ab bin Umair.

5.Dengan mengimani takdir Allah SWT. Allah berfirman :”Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Qs. At-Thagobun :11)

Selanjutnya makna dari kata الصِّر ط الْمُسْتَقِيْمَ , adalah sebagai berikut :

  1. Jalan yang lurus, tidak berkelok-kelok.
  2. Kitabullah (Al-Qur’an)
  3. Islam

Selain ayat ke-6, ayat terakhir dari surah Al-Fatihah juga tak kalah menariknya. Pada ayat ini di jelaskan bagaimana sifat dari orang Yahudi dan Nasrani, adalah sebagai berikut :

  1. Suka mendustakan nikmat Allah (Qs. Al-Baqarah :47)
  2. Menentang Allah (Qs. Al-Baqarah :55)
  3. Melanggar Janji Allah (Qs. Al-Baqarah :83)
  4. Suka berkhianat (Qs. Al-Baqarah :84)
  5. S”(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” [Q.S. Al Fatihah:7]uka mengubah Firman Allah (Qs. Al-Baqarah : 75)
  6. Tamak terhadap dunia (Qs. Al-Baqarah :95).
dokumentasi Bukti Cinta-Nya Dalam Diri Hamba

Sungguh nikmat surah Al-Fatihah jika di tadabburi. Al-Fatihah merupakan rangkaian do’a dari segalah do’a, yang merupakan rumus untuk mencapai Ridho Allah SWT.
Sebagaimana dalam Hadist Qudsi yang merupakan dialog Allah SWT dalam Qs. Al-Fatihah. Hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي – فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

Allah berfirman, “Saya membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta.
Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.”
Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.”
Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.”
Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.”
Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.”
(HR. Ahmad 7291, Muslim 395 dan yang lainnya)

Pemateri : Ust. Muhammad Fajar Hidayat, S.Pd.I.,Ahf

Hubungi Kami

Subscribe Channel Kami

Copyright © 2021 Simaq- Pusat Belajar Al Qur'an

Home

Wakaf

Program

Donasi

Sejarah

Visi & Misi

Management

Salam Pimpinan

Kontak Kami

Laporan

Tahsin

Tahfizh

Private

Event

Akademi

Galerry kegiatan