Mempersiapkan Hati Untuk Bulan Yang Suci

Mempersiapkan Hati Untuk Bulan Yang Suci
Bagikan
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Tak terasa bulan Ramadhan sebentar lagi. Lantas apa yang akan kita persiapkan untuk menyambut bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang awal dan akhir. Awal bagi orang-orang yang ingin mendapat maghfirah (ampunan) dan akhir bagi orang-orang yang ahli maksiat.

Bagaimana cara mempersiapkan hati?

Rasulullah SAW bersabda : “Sesunguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal darah. Jika rusak, maka rusaklah semua jasad manusia. Dan jika baik, baik pula lah semua jasad manusia. Ingatlah bahwa ia adalah hati”.(HR Bukhari-Muslim)

Berikut cara mempersiapkan hati yang dilakukan oleh para salafus sholeh, diantaranya :

  1. Taubat

Salah satu cara untuk membersihkan hati adalah dengan taubat. Taubat ini dilakukan ketika seorang hamba melakukan suatu perkara yang dilarang oleh Allah. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para Nabi. Berikut do’a-do’a taubat para Nabi :

a. Do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Adam, a.s dan Siti hawa, termuat di dalam Qs. Al-A’raf ayat 23 : Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

b. Do’a yang dipanjatkan Nabi Nuh,a.s, tercantum dalam Qs. Hud ayat 47 : “Dia (Nuh) berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi”.

c. Do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim, a.s, termuat dalam Qs. Al-Baqarah ayat 127-128 :“Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

d. Do’a yang dipanjatkan Nabi Musa a.s, tercantum dalam Qs. Al-Qashash ayat 16 :Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Itulah do’a-do’a yang di panjatkan oleh para Nabi ketika hendak meraih ampunan Allah. Karena hakikatnya tidak semua taubat menunggu kesalahan.

Wallahu’alam Bis-shawwab []

Pemateri : Ustadz Muhammad Fajar Hidayat, S.Pd.I.,Ahf.

Hubungi Kami

Subscribe Channel Kami

Copyright © 2021 Simaq- Pusat Belajar Al Qur'an

Home

Wakaf

Program

Donasi

Sejarah

Visi & Misi

Management

Salam Pimpinan

Kontak Kami

Laporan

Tahsin

Tahfizh

Private

Event

Akademi

Galerry kegiatan