Menyambut Bulan Ramadhan

Menyambut Bulan Ramadhan
Bagikan
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Tak terasa kini tinggal menghitung hari kita akan berjumpa dengan bulan Ramadhan. Dan kini tandanya bulan Sya’ban akan berlalu. Apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambut Ramadhan? Bagaimana kabar ibadah kita saat ini? Bagaimana dengan kabar hati kita, sudah siapkah untuk menyambut Ramadhan?

Sebagai seorang muslim yang beriman tentu sangat bahagia dan penuh suka cita ketika ingin bertemu bulan Ramadhan. Sebab, salah satu tanda keimanan seorang muslim adalah bergembira menyambut Ramadhan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang tamu Ramadhan akan datang. Tentu lebih senang lagi jika menjumpai Ramadhan.

Mengingat puasa Ramadhan adalah salah satu bentuk ibadah yang wajib bagi setiap muslim yang beriman. Bahkan, puasa Ramadhan ini termasuk satu di antara rukun Islam. Jadi, sudah selayaknya kita sebagai umat yang taat dan beriman untuk menjalankan ibadah puasa yang wajib ini.

Sebagaimana firman Allah SWT, dalam Qs. Al-Baqarah ayat 183 :”Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Qs. Al-Baqarah :183)

Selain atas dasar firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah :183, ada pula hadist yang mendasari wajibnya orang muslim untuk melakukan puasa Ramadhan ini. Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan :”Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Inilah kedudukannya (yang mulia) di dalama agama Islam.Hukumnya adalah wajib berdasarkan ijma’ atau kesepakatan kaum muslimin karena Al-Kitab dan sunnah menunjukkan demikian.” (Syarh Riyadhush Shalihin,3/380)

Setiap orang punya cara masing-masing dalam menyambut bulan Ramadhan, sebab sangat begitu istimewanya bulan ini. Rasanya tidak ingin sedikitpun melewatkan bulan ini dengan amalan yang sia-sia. Di mana semua amal ibadah di lipat gandakan, setan-setan di belenggu, pintu neraka di tutup rapat-rapat dan pintu surga di buka lebar-lebar.

Begitu beragam cara orang-orang menyambut bulan ini. Ada yang menyambutnya dengan berlari, ada yang berlari kecil, dan ada yang berjalan. Kadang ada yang menyambut dengan cara tidak mendatanginya, melainkan hanya menanti hingga hari itu tiba, tanpa persiapan istimewa.

Hal ini menunjukkan seberapa istimewa Ramadhan bagi mereka. Ada yang menangis haru karena kesempatan berjumpa, ada juga yang riang gembira karena makanan akan berlimpah ruah saat berbuka.
Para ulama memberi banyak contoh bagaimana memperlakukan Ramadhan demikian istimewa dengan persiapan yang luar biasa.

Karena sudah seyogyanya siapa pun yang ingin berangkat menjumpai satu keadaan, ia mesti punya bekalan. Allah ta’ala berfirman:
“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu……” (QS: At Taubah: 46).

Dan bekal menyambut Ramadhan adalah memperbanyak doa dan amal saleh serta memperbaharui taubat sebagaimana para salaf.

Syaikh al-Fauzan pernah ditanya :

Bagaimanakah keadaan salafus shalih –radhiyallahu’anhum wa rahimahum– dalam menyambut bulan yang agung ini? Bagaimanakah bimbingan mereka? Bagaimanakah kebiasaan dan sikap mereka?

Keadaan salaf di bulan Ramadhan, sebagaimana hal itu telah tercatat dalam kitab-kitab yang diriwayatkan dengan sanad yang terpercaya. Bahkan para salaf senantiasa memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar menyampaikan/mengantarkan mereka sehingga bisa menjumpai Ramadhan, yaitu sebelum masuknya bulan itu.

Mereka meminta kepada Allah supaya mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Mereka mengetahui bahwa di bulan itu terdapat kebaikan yang sangat besar dan kemanfaatan yang begitu luas.

Karenanya Sebagian ulama salaf mengatakan:”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.” (dalam Lathaaiful Ma’arif hal. 232)

Adapun Nabi ketika Ramadhan akan tiba, ia menyambutnya dengan puasa di bulan sya’ban sebagai persiapan menyambut bulan Ramadhan, Rasulullah SAW memperbanyak puasa. ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata :”Saya sama sekali belum pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.” (HR. Muslim: 1156)

Mengapa Sya’ban menjadi tempat yang Rasulullah SAW pilih untuk memperbanyak puasa? Salah satunya karena Sya’ban itu kata para ulama adalah tempat menumbuhkan dahan-dahan kebaikan.

Penulis: Nurhaima Fakhrun Nisa’

Wallahu’alam bis-shawwab

Hubungi Kami

Subscribe Channel Kami

Copyright © 2021 Simaq- Pusat Belajar Al Qur'an

Home

Wakaf

Program

Donasi

Sejarah

Visi & Misi

Management

Salam Pimpinan

Kontak Kami

Laporan

Tahsin

Tahfizh

Private

Event

Akademi

Galerry kegiatan