Jadilah Shohibul Qur’an

Bagikan
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Al Qur’an, kitab suci paling mulia. Diturunkan kepada manusia paling mulia dimuka bumi, lewat perantara malaikat mulia untuk dijadikan pedoman dan petunjuk umat manusia agar hidupnya terarah dan tak tersesat kejalan yang salah.

Al Qur’an, kitab yang paling sempurna. Pelengkap kitab-kitab sebelumnya serta membenarkan kitab-kitab terdahulu, seperti zabur yang di turunkan kepada kaum Nabi Daud ‘alaihis salam, Kitab Taurat diturunkan kepada kaum Nabi Musa ‘alaihis salam dan Kitab Injil diturunkan kepada kaum Nabi Isa ‘alaihis salam.

Sungguh, betapa indahnya Al Qur’an. Allah turunkan dengan begitu sempurna. Jadi, tak ada alasan untuk tidak membacanya, mengamalkannya dan mengambil hikmah darinya serta berusaha untuk berakhlaq dengannya.

Salah seorang sahabat bertanya kepada Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu’anha “Bagaimana akhlaq Rasulullah wahai aisyah? Akhalaq Rasulullah adalah Al Qur’an”. °(HR. Muslim)

Tak heran, jika Rasulullah Shallallahu’alaihi wassallam dikatakan sebagai Al Qur’an berjalan. Yang akhlaqnya tercermin dalam Al Qur’an. Suri tauladan bagi umatnya.

Namun, sekarang justru sangat berbading terbalik dengan zaman dahulu. Zaman para sahabat, tabiin, tabi’ut dan para salafush sholeh, yang menjadikan Al Qur’an sebagai teman. Yang menjadikan Al Qur’an sebagai prioritas utama sebelum yang lain. Bahkan imam syafii mampu mengkhatamkan Al Qur’an dua kali dalam sehari. Maa syaa Allah sungguh luar biasa bukan?

Sekarang Al Qur’an dijadikan mantan, dibiarkan lapuk dimakan anai-anai. Sekarang banyak yang menjadikan Al Qur’an sebagai mahar ketika mau menikah/walimah, tapi tak pernah dibuka setelah akad, hingga membuat Al Qur’an penuh dengan debu.

Mengaku menjadikan Al Qur’an sebagai teman, tapi ketika ada jadwal belajar Al Qur’an malah ditunda-tunda. Ketika ada kesempatan membacanya malah asyik menonton drama, mendengarkan musik dan kesibukan yang tak berfaedah lainnya.

Mengaku menjadikan Al Qur’an sebagai teman, tapi tak tahan berlama-lama membacanya. Main game dihandphone maupun diwarnet berjam-jam kuat. Tapi ketika membaca Alqur’an dua halaman berasa satu juz dan berjam-jam.

Coba tanyakan pada diri sendiri, Apakah Al Qur’an sudah menjadi prioritas utama ataukah belum?. Tanyakan pada diri sendiri apakah Al Qur’an sudah menjadi teman ataukah belum? Silahkan anda jawab sendiri ! .

Jika Al Qur’an telah menjadi prioritas utama, maka sesibuk apapun, dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun kondisinya tetaplah ada kesempatan untuk berinteraksi dengannya.

Dan jika Al Qur’an telah menjadi shohib/teman maka akan merasa kehilangan jika tidak membacanya. Merasa kurang jika tak bersamanya. Merasa aneh jika dalam sehari tak berinterkasi dengannya.

Oleh karena itu, mulai dari sekarang marilah kita intropeksi diri, merenungi agar kita bisa jadi shohibul qur’an. Dan kelak kita bisa peroleh syafaatnya ketika tak ada syafaat diyaumil akhir

Hubungi Kami

Subscribe Channel Kami

Copyright © 2021 Simaq- Pusat Belajar Al Qur'an

Home

Wakaf

Program

Donasi

Sejarah

Visi & Misi

Management

Salam Pimpinan

Kontak Kami

Laporan

Tahsin

Tahfizh

Private

Event

Akademi

Galerry kegiatan